Senin, 15 September 2014

Bagai Anjing Yang Menggongong

Kita adalah segerombolan makhluk yang sesungguhnya mulia, tetapi orang-orang menganggap kami ini sampah, bahkan nama kami dijadikan sebutan untuk hal-hal yang buruk atau jelek. Memang kita sering banyak menggonggong, merebut makanan orang lain, dan bahkan menggigit seseorang. Hal itu memang sudah menjadi kodrat kita sebagai makhluk yang diberikan pencerahan. Namun, mereka dengan seenaknya menuduh kami makhluk yang hina. Karena tingkah kami yang agak barbar di matanya. Jujur saja, orang-orang salah menginterpretasi kami yang terberkati ini. Apakah mungkin hal itu dilakukan oleh mereka lantaran mereka iri dengan kami, sebab kami bisa seenaknya menggonggong dan menggigit. Aku tak tahu apa mau mereka. Padahal jumlah kami sedikit. Masih saja ditindas dengan arogansi mereka. Di mana hati nurani mereka? Sebuah pertanyaan yang harus mereka ajukan dan jawab pada diri mereka sendiri. 

Memang ada betulnya kalau kita ini tidak menghasilkan apa-apa. Tetapi, apa betul kami ini tak menciptakan apa-pun? Sebagai bukti, kami bisa mengeluarkan suara yang sangat lantang, ada yang merdu, dan ada juga yang membahana. Mungkin karena diri kalian yang sudah tertutup dan dibutakan oleh kabut halusinasi kehidupan yang bikin orang terbuai. Yang mesti selalu diingat adalah kita ini makhluk yang pertama kali menggonggong. Jadi, tolonglah kalian mengerti, dan biarkan kami berkreasi sesuka hati dengan gonggongan kami. Jangan usik hak kami. Itu pun sudah cukup. Namun, seharusnya kalian justru memuji atau menghormati kami karena telah memberikan lantunan yang begitu harmonis di dunia yang sepi ini. 

Di antara mereka, sudah mulai banyak yang meniru kegiatan kami, yaitu menggonggong. Namun, apakah hal itu sama yang kami lakukan? Kalau kalian mengenal kami secara lebih intim, kalian bakal tahu perbedaannya. Mana yang asli dan mana yang berpura-pura menyerupai sesuatu. Perlu suatu kerja otak untuk menciptakan gonggongan, tidak asal menggonggong saja. Mereka jelas bukan menggonggong melainkan hanya berbicara omong kosong. Kalian harus mengenali betul perbedaan itu. Jangan sampai suka akan bualan yang menarik hati semata. Mungkin kalian bisa menggonggong seperti kami jika kalian mau memahami kami dengan sungguh-sungguh.

Mungkin seperti yang dikatakan Chairil Anwar bahwa mereka yang menghina kami adalah binatang jalang. Kenapa? Karena mereka lebih hina dari pada kami sebagai binatang. Mereka itu sudah binatang disebut jalang pula. Mereka memang layak disebut demikian, lantaran sukanya mengolok-olok kami sebagai binatang. Kita pun sebenarnya tidak mau menggigit orang jika orang itu tidak menginjak-injak kami seenak jidatnya. Sebaiknya mulai sekarang kalian mengerti kami jika tak mau disebut sebagai binatang jalang. Cukup menggonggongnya hari ini. Saatnya diri kalian yang mulai belajar caranya menggonggong dengan benar dan baik.

Kunantikan suara merdu kalian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar