Rabu, 30 September 2015

Game Sebagai Karya Seni

Istilah game berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti ‘permainan’. Di mana, game tersebut diartikan sebagai sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan-aturan tersendiri di dalamnya. Pada perkembangannya game ini mengalami perkembangan yang begitu pesat sehingga perubahan yang terjadi baik dari sudut audio dan visual semakin beragam dan lebih baik tentunya. Dalam tulisan ini saya mencoba memaparkan bahwa game yang biasanya kita kenal hanya sebatas alat permainan justru dapat dikatakan
sebagai sebuah karya seni. Lantas apa yang membuat game dapat dikatakan sebagai sebuah seni? Tentu satu hal yang menjadi dasar dalam hal ini berkaitan dengan experience.

Sebelum menyentuh persoalan dasar mengapa game dapat dikatakan sebagai sebuah seni, hendaknya kita terlebih dahulu mengetahui apa saja komponen yang terdapat dalam sebuah game tersebut. Sebuah game tercipta tentunya tidak terlepas dari peran seorang designer game. Dapat dikatakan peranan ide seorang designer ini yang menjadi titik penting dalam pembuatan game, di mana terjadi proses perulangan ide tersebut sehingga impilkasi dari perulangan tersebut menjadikan tersajinya satu konsep game yang hendak dibuat. Pengejawantahan konsep ini dituangkan dalam bentuk tema game dan dengan elemen-elemen yang terdapat pada game.

Sangat mudah mengatakan jika game itu memang benar-benar sebuah seni jika hanya ditinjau dari segi visualnya saja. Tetapi kita lupa bahwa game tidak hanya sebuah tayangan visual, melainkan terdapat sisi lainnya yakni audio. Dalam buku yang berjudul “The Art of Game Design” karya Jesse Schell, dikatakan bahwa audio ini merupakan sebuah kekuatan yang tak terduga yang turut membangun sensasi dalam sebuah strktur game. Dengan terdapatnya audio dalam game, hal itu mampu membuat setiap pemainnya menikmati apa yang disajikan dalam game tersebut.

Berbicara bahwa game adalaha sebuah seni tentu tidak terlepas dari pengalaman yang didapatkan dari game tersebut. Lantas dari mana pengalaman estetis itu bisa didapat? Tentu tidak lepas dari kolaborasi antara audio dan visual yang melekat pada sebuah game. Kolaborasi audio visual ini mewakili komponen yang ada dalam game seperti storycharacter, dan space, sehingga para penikmatnya dapat mengenal apa yang dinamakan dengan “the world” yang ada dalam game tersebut.

Tetapi game dapat dikatakan sebagai sebuah seni tentu tidak terlpas dari peran para pemainnya, diasumsikan bahwa setiap pemain ini memiliki kesadaran pada saat bermain game tersebut, sehingga dengan adanya permaianan yang secara langsung terjadi proses kesadaran si pemaian yang bersentuhan dengan the world yang ada di dalam game tersebut menimbulkan sebuah pengalaman tersendiri bagi para pemain game. Sehingga, si pemain mendapatkan suatu pengalaman estetik yang hendak disampaikan oleh game tersebut.

Dalam melakukan sesuatu, seseorang akan mengalami sebuah pengalaman. Pengalaman tersebut dapat berasal dari banyak hal. Game merupakan medium untuk mendapatkan sebuah pengalaman. Game tidakakan berguna jika tidak ada orang yang memainkannya, karena inti dari game adalah pengalaman. Perlu dipahami bahwa game bukan merupakan pengalaman itu sendiri, melainkan sebagai medium untuk pengalaman

Permasalahan yang muncul terkait dengan game dan pengalaman adalah keterlibatan subjek atau gamers. Pemain merupakan unsur yang penting dalam game karena tanpa pemain maka tidak ada pengalaman yang diberikan oleh game. Game berbeda dengan bentuk medium seni lainnya seperti film, lukisan, musik, dan sebagainya, yang cenderung linear. Game menarik pemain kedalam dunianya yang dibentuk oleh designer. Garis pembatas antara audiens (pemain) dan sebuah karya seni (game) seakan hilang. Dalam game, pemain diberikan pilihan dan kebebasan untuk menjalankan cerita sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Hal ini yang membuat game berbeda dengan karya seni lainnya.

Gadamer menyatakan bahwa titik tolak yang utama dalam peranan estetika ialah bermain. Gadamer melihat bahwa manusia memiliki sesuatu yang ia sebut sebagai the anthropological basis of our experience of art (dasar antropologi pengalaman seni kita). Hal ini bukan makna yang dapat disampaikan secara eksplisit dalam bahasa, tetapi seperti simbolis yang bertujuan untuk menjadi apa yang mewakili. Dengan simbol-simbol, game hanya dapat dimaknai apa bila kita ikut mengartikan makna itu sendiri (make imagination). Hal inilah yang mengantarkan gamers dapat mengalami pengalaman estetis dari sebuah game. Selain itu, designer game turut mengajak gamers untuk terlibat dalam sebuah game yang bebas kreatif. 

Kita dapat simpulkan bahwa game tidak hanya sekedar sebuah alat permainan yang mekanis teknologi, tetapi di dalam game terdapat perpaduan unsur-unsur seni, seperti musik, lukis, cerita atau narasi, visual, dan sinematografi-video. Masuknya seseorang dalam sebuah game akan mendapatkan pengalaman yang sangat menakjubkan dan unik dari bermain game itu sendiri. Dan dalam sebuah game, pemain diberikan sebuah kebebasan untuk menentukan takdirnya dalam sebuah permainan game, antara orang itu menjadi menang atau menjadi kalah (winners and losers). Dengan demikian, game sebagai sebuah karya seni adalah pengalaman estetis yang menyenangkan bagi seseorang, serta yang paling penting dan berbeda dari karya seni lainnya ialah seseorang diberikan peran yang aktif untuk terlibat di dalam sebuah game. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar