Rabu, 30 September 2015

Sandra


Sudah lama sekali aku ingin mengungkapkan hal ini. Aku ingin sekali memberitahunya, tapi selalu saja gagal. Sebelumnya, kuberi tahu bahwa namanya adalah Alexandra, dia suka dipanggil Sandra. Aku pertama kali berkenalan dengannya di lapangan belakang kampus. Dia adalah cewek yang cantik, mungkin karena dia beruntung memiliki kulit yang putih. Momen pertama itu, aku tidak banyak bicara padanya. Aku memang bukan orang yang pandai dalam hal ini, terlebih aku sudah naksir duluan. Jadi, aku hanya berkenalan saja dengan Sandra, tidak lebih.

Sejak itu, aku mulai mencari tahu segala aktivitasnya seperti, hobi, tempat yang dia sering kunjungi, musik favoritnya, teman-temannya, sampai hal-hal kecil lainnya. Rasa ingin tahuku sangat tinggi, apa lagi untuk mencari tahu orang yang aku suka. Entah kenapa, aku memang lebih suka mencari tahu dari SosMed-nya dari pada dirinya langsung. Karena toh di situ sudah jelas, info itu asli, dia sendiri yang menulisnya.

Suatu saat, ketika aku sedang berjalan bersama temanku, kebetulan aku berpapasan dengan Sandra di lorong kelas. Aku melihat ke arah Sandra, namun Sandra tidak melihatku. Kata temanku, kenapa aku tidak menyapanya? Aku pun sebenarnya ingin menyapanya, tapi apa daya, dia tidak memandang ke arahku. Lagi pula, aku agak sedikit gerogi bila bertemu atau berbicara padanya. Aku pun hanya diam dan menyesalinya, setelah dia sudah pergi jauh.

Teman-temanku pada kesel akan sikapku, lantaran aku tidak berani mendekati Sandra. Ya! Teman-teman se-sejurusanku pada tahu kalau aku suka sama Sandra, sebab aku senang cerita tentang apa yang aku sukai. Sampai-sampai, bila ada salah satu temanku yang bertemu Sandra, dia akan memberi tahu ke grup jurusan kalau dia bersamanya. Dan, tentu saja aku pun menginginkan info tersebut. Seperti yang sudah kubilang, teman-temanku marah dengan sikap diamku, mereka mempertanyakan apakah aku ini benar-benar suka pada Sandra atau tidak? Masalahnya, kalau tidak, kenapa aku susah-susah menceritakan kepada mereka, dan kalau misalnya iya, kenapa aku tidak mendekatinya.

Jujur saja, aku pun sebenarnya suka tapi kenapa sulit sekali bagiku untuk mendekatinya. Mungkin karena aku sudah berpikir bahwa aku tidak akan mungkin mendapatkannya, secara Sandra cewek yang cantik, baik, dan pintar. Yang paling aku tak bisa tidak memikirkannya adalah karena hobinya bermain game. Bagiku, hobinya yang satu ini terbilang unik karena cewek secantik dan sepintar Sandra suka bermain game juga, bahkan dia adalah gamer sejati. Aku berharap bisa berbincang-bincang seputar game bersama Sandra, namun, lagi-lagi, aku harus menunggu momen yang pas, dan kapankah saatnya itu tiba. Aku hanya bisa berharap.

Akhirnya, sudah hampir di penghujung perkuliahan, aku masih belum banyak mengenal Sandra secara langsung. Yang aku lakukan selama ini hanya memperhatikan dan mengawasinya, serta turut memendam rasa saja. Aku pun berkontemplatif mengenai rasa sukaku pada Sandra ini. Sepertinya, aku hanya mengidolakan Sandra saja, dimana aku sangat suka kepadanya namun aku tidak pantas atau tak akan mungkin memilikinya lantaran dia begitu sempurna. Mungkin inilah perasaan suka yang aku alami kepada Sandra. Setidaknya aku bersyukur masih bisa berteman dengannya. Dan...

Setidaknya, aku ingin dia tahu tentang ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar